click on the picture to read the exclusive report from smh
Timor Leste Termasuk Negara yang Disadap Australia
Canberra – Tak hanya di Indonesia, Kedutaan Besar Australia di negara Asia lainnya juga digunakan untuk mengumpulkan informasi intelijen sebagai bagian dari upaya pengawasan global Badan Keamanan Nasional Amerika Serikat (NSA). Menurut laporan Der Spiegel, sedikitnya ada lima kedutaan besar yang aktif melakukan penyadapan, yaitu di Cina, Thailand, Indonesia, Vietnam, dan Timor Leste.
Selain itu, penyadapan juga dilakukan oleh dua kantor komisi tinggi negara di negara-negara Persemakmuran –setara dengan kedutaan besar– yaitu di Kuala Lumpur, Malaysia dan Port Moresby, Papua Nugini.
Laporan Der Spiegel dan The Sydney Morning Herald mengatakan bahwa program pengumpulan intelijen yang dilakukan Australia ini disebut sebagai program “Stateroom”. Mengutip data NSA yang bocor, penyadapan itu dioperasikan oleh Australian Defence Signals Directorate.
Seorang mantan pejabat Australia mengatakan bahwa Negeri Kanguru itu ambil bagian dalam pengumpulan intelijen dengan NSA semata-mata untuk memajukan kepentingan nasional sendiri, selain berkontribusi terhadap aliansi dengan Washington. Operasi intelijen Australia sudah berlangsung dalam berbagai bentuk selama 20 sampai 30 tahun, kata mantan pejabat itu.
Khusus tentang Indonesia, Australia telah lama merasa perlu untuk mengumpulkan informasi di Indonesia, negara Muslim terbesar di dunia yang terletak di sebelah utara Australia, kata sumber yang sama. Stabilitas politik dan masalah keamanan adalah prioritas tertinggi penyadapan Australia selama bertahun-tahun. Penyadapan juga diintensifkan, katanya, setelah isu penyelundupan manusia ke Australia dari Indonesia meningkat.
“Ini dilakukan bukan sebagai bantuan pada AS,” kata mantan pejabat itu. “Tapi lebih kooperatif daripada atas permintaan AS.”
Sebelumnya, Philip Dorling, penulis dan koresponden Canberra Times, mengaku tak heranmendengar kabar bahwa Australia menggunakan Kedutaan Besar-nya di luar negeri, termasuk di Jakarta, untuk melakukan penyadapan telepon dan pengumpulan informasi rahasia. “Australia telah lama memata-matai tetangga kita, khususnya Indonesia, dan kita telah lama berusaha untuk mengambil keuntungan dari itu dalam diplomasi kita,” kata Dorling, seperti ditulis dalam kolomnya di Sydney Morning Herald, Kamis, 31 Oktober 2013.
Menurut Dorling, Kedutaan Besar Australia di Jakarta adalah pos luar negeri pertama Badan Intelijen Australia. Berdasarkan informasi dari buku harian yang diterbitkan diplomat senior Australia diketahui bahwa Australian Defence Signals Bureau, yang kini menjadi Defence Signals Directorate, rutin membaca kabel diplomatik Indonesia sejak pertengahan 1950-an dan sesudahnya.
Aksi spionase Australia dimulai dengan kerja sama erat dengan intelijen Inggris Secret Intelligence Service (SIS), atau yang lebih akrab dikenal dengan nama MI6, dan Government Communication Headquarter (GCHQ). Seiring berjalannya waktu, Intelijen Australia juga berkolaborasi dengan badan intelijen Amerika Serikat Central Intelligence Agency (CIA) dan National Security Agency (NSA).”Dan kami tidak pernah berhenti memata-matai,” kata Dorling.tempo
No comments:
Post a Comment